Archimides lahir pada tahun 287 SM di Syracuse, koloni Yunani (sekarang dikenal dengan nama Sisilia). Ia adalah anak astronom Pheidias. Dia mempunyai hubungan keluarga dengan Tiran (Raja) Hieron II yang berkuasa di Syracuse saat itu. Archimides dan temannya yang bernama Gelon (anak Hieron II) adalah matematikawan andalan Raja.
Membicarakan Archimides, tidaklah lengkap tanpa menyinggung insiden penemuan teorinya saat mandi. Ia menemukan bahwa hilangnya berat tubuh sama dengan berat air yang dipindahkan. Maka, ia pun meloncat dari tempat mandi dan berlari telanjang ke jalanan Syracuse sambil berteriak-teriak, “Eureka,eureka! (saya sudah menemukan, saya sudah menemukan!)”. Saat itulah, ia menemukan hukum pertama hidrostatik.
Kisah tersebut diawali oleh tukang emas yang tidak jujur dan mencampurkan perak ke dalam mahkota pesanan Hieron. Karena Hieron merasa curiga, ia menyuruh Archimides untuk memecahkan problem tersebut atau melakukan pengujian tanpa merusak bentuk mahkota miliknya. Rupanya, saat mandi, ia memikirkan problem tersebut, dan berhasil memecahkannya.
Saat itu, Raja Hieron II juga terikat perjanjian dengan bangsa Romawi, yakni harus mengirimkan gandum dalam jumlah besar pada bangsa Romawi supaya mereka tidak diserang. Suatu ketika, Hieron II tidak mampu lagi mengirim gandum dalam jumlah yang telah ditentukan. Maka, ia menugaskan Archimides untuk merancang dan membuat kapal jenis baru guna memperkuat angkatan laut Raja Hieron II.
Archimides pun membuat kapal yang sangat besar. Untuk dapat mengambang, air yang menggenangi dek kapal ini harus dikeringkan. Karena jumlah air yang harus dipindahkan amat banyak, ia menciptakan sebuah alat yang disebut “Sekrup Archimides” untuk menyedot air dari dek kapal tersebut.
Karena ukurannya yang terlalu besar, kapal ini juga sulit dipindahkan. Untuk mengatasi hal itu, Archimides kembali menciptakan sistem katrol yang disebut compound pulley. Dengan begitu, kapal, awak kapal, dan muatannya dapat dipindahkan hanya dengan menarik seutas tali. Selanjutnya, kapal ini diberi nama Syracusia dan menjadi kapal paling fenomenal pada zaman itu.
Archimides juga mendesain sejumlah alat pertahanan untuk mencegah pasukan Romawi yang menyerang di bawah pimpinan Marcus Claudius Marcellu. Selain itu, Archimides merupakan orang pertama yang mendefinisikan sistem angka yang mengandung myriad (10.000). Bahkan, ia juga mendefinisikan perbandingan antara keliling dan jari-jari lingkaran yang disebut phi sebesar 3,1429.
Archimides menuntut ilmu di Alexandria, Mesir. Ia menjalin persahabatan dengan 2 orang temannya yang istimewa, yaitu Conon, matematikawan yang sangat berbakat, dan Eratosthenes, matematikawan sekaligus astronom. Bersama kedua teman ini, terutama Conon, Archimides berbagi pemikiran dan berdiskusi. Setelah Conon meninggal dunia, kegiatan surat-menyuratnya dengan Archimides digantikan oleh muridnya yang bernama Dositheus.
Pada tahun 1906, J.L. Heiberg, menemukan surat Archimides untuk Erastosthenes. Dalam surat tersebut, Archimides menyatakan cara untuk mengukur berat, imajinasi, menghitung luas, atau mengetahui volume (isi) sesuatu yang tidak diketahui lewat sesuatu yang diketahui, dan cara merintis ilmu pengetahuan berdasarkan penggalian fakta. Fakta ini digunakan sebagai pembanding dan dibuktikan secara matematis.
Versi lain menyebutkan bahwa Archimides diperkirakan berguru kepada murid Euclid. Archimides pun dapat disebut sebagai matematikawan sekaligus fisikawan pertama. Sebab, ia telah menemukan mesin perang, alat-alat mekanis, dan pompa air untuk mengangkat air dari Sungai Nil guna mengairi tanah-tanah diseluruh negeri.
Minat Archimides adalah matematika murni, seperti bilangan, geometri, dan menghitung luas bentuk-bentuk geometri. Ia dikenal karena kehebatannya dalam mengaplikasikan matematika. Adapun beberapa jasanya diuraikan sebagai berikut. Ia berjasa menemukan Ulir Archimides, sebuah alat yang digunakan untuk mengangkat air dengan jalan memutar gagang alat tersebut dengan tangan. Awalnya, alat ini digunakan untuk membuang air yang masuk ke dalam perahu atau kapal. Dalam perkembangannya, alat itu digunakan untuk memompa air dari dataran yang lebih rendah ke tanah yang lebih tinggi. Alat ini masih digunakan oleh para petani di seluruh dunia hingga sekarang.
Penggunaan cermin pembakar mengindikasikan bahwa Archimides telah mengetahui beberapa bentuk geometri, terutama bentuk hiperbola. Bentuk lingkaran, elips, dan hiperbola dapat dibentuk dengan cara mengiris suatu bidang. Sementara itu, bentuk parabola adalah bentuk istimewa, karena bentuk ini dapat “mengambil” sinar matahari dari arah manapun, sehingga dapat difokuskan pada satu titik. Kemudian, semua energi cahaya tersebut dapat dikonsentrasikan pada bidang sempit untuk dipancarkan kembali dalam berkas sinar yang sangat panas.
Archimides sudah mencoba menghitung luas, parabola, elips, hiperbola, dan menentukan titik pusat gravitasi pada setengah lingkaran dan sebuah lingkaran. Pada tahun 212 SM, ia meninggal dunia dalam usia 75 tahun. Sebagian sejarawan matematika menyatakan bahwa Archimides adalah salah satu matematikawan terbesar dalam sejarah, atau sekaliber Newton dan Gauss.
Sayangnya, banyak karya Archimides yang hilang atau belum ditemukan. Pada tahun 1906, The Method sudah ditemukan. Namun, karya lain, seperti On Spiral, On the Measurement of the Circle, Quadrature of the Parabola, On Conoids anda Spheroids, On the Sphere and Cylinder, Books of Lemmas, dan lain sebagainya tidak sesuai dengan yang dihasilkan oleh Archimides pada zaman Romawi.
-Para Pendekar Matematika dari Yunani hingga Persia-
0 comments:
Posting Komentar