Yakinkah ku berdiri di tempat tanpa tepi
Bolehkah aku mendengarMu?
(Letto masih ragu dengan jalan yang ia lalui, dan ia ingin Tuhan meyakinkan hatinya agar tak ada lagi keraguan, untuk memperkuat imannya)
Terkubur dalam emosi, tak bisa ku sembunyi
Aku dan nafasku, merindukanMuuu
(disini Letto menyadari kerinduannya terhadap tuhan dan tak mampu lagi mnyembunyikan perasaan tersebut)
Terkurung ku di sini teraniaya sepi
Dan aku tau pasti kau menemani
Dalamhidupkuuu kesendirianku
(Letto mulai merasa terasing di dunia ini, ia menyadari bahwa dunia ini bukanlah untuknya dan merasa sangat kesepian, meskipun demikian ia sadar Tuhan senantiasa menemaninya, Tuhan senantiasa dekat, bahkan lebih dekat dari urat lehernya sendiri)
Teringat, ku teringat, pada janjiMu ku terikat
Hanya sekejap kuberdiri, kulakukan sepenuh hati
Peduli ku peduli
(Letto teringat perjanjian antara dirinya dengan Tuhan, dan ia shalat meskipun sebentar tapi ia melakukannya denga khyusu)
Siang dan malam yang berganti
Sedihku ini tiada arti jika kaulah sandaran hati
(Letto menyadari bahwa segala penderitaan yang ia rasakan tidaklah abadi, senantiasa berganti sebagaimana malam berganti menjadi siang. Dengan mengikhlaskan segalanya kepada Tuhan segala penderitaan yang ia rasakan tidak ada artinya. Dia yang terikat oleh sedih dan riang berarti hidup demi dua benda pinjaman itu, kesementaraan dan khayalan.)
Inikah yang kau mau?
Benarkah ini jalanMu?
Hanyalah engakau yang kuuu tuujuu
(sekali lagi Letto bertanya, sudah benarkah jalan yang ia jalani)
Pegang erat tanganku
Bimbinglah langkah kakiku
Aku hilang arah tanpa hadirmu
Dalam gelapnya, malam hariku
(dalam lirik ini Letto seakan membaca “ihdina shirotal mustakim” tentunya sahabat sudah mengerti apa yang saya maksud)
makna by Salga Saputra
pic: si kecil
0 comments:
Posting Komentar