Membaca di balik demo ‘tangkap’ Ahok

menurut pengamatan saya melihat 'dibalik' demo dari sudut pandang saya sendiri melalui pendekatan internal jalan politik sesama muslim Indonesia.
saat ini muslim Indonesia secara 'ormas' tidak sedang mendukung Ahok, baik NU, Muhammadiyah, dan ormas2 yang berhaluan 'Islam Kanan'. (NU dan MU tidak berhaluan kiri.. mereka ada di tengah mereka memilih moderat seperti ajaran Islam yg moderat 'tidak Barat' dan 'tidak Timur', sebagaimana ahli tafsir menafsirkan An Nur 35 ke atas,)
Kalaupun ada yang membela, mereka tidak berarti akan memilih Ahok, hanya sebatas melindungi.
Alasan pendukung saya:
- gerak politik partai2 Islam
- yang demo sebagian besar adalah Asyariyah (cara beribadahnya seperti NU) namun berhaluan 'Kanan'
walaupun HTI, IM, Wahabi sama sama berhaluan 'Kanan' namun secara aqidah mereka berbeda dengan Asyariyah. cara berdemo pun juga beda..
HTI --> biasanya demo kebijakan politik, dan anti pancasila
IM -->cenderung lebih suka demo ttg Palestina , anti Israel
Wahabi --> demo bukan solusi, buat apa demo demo. lebih menempuh jalan bawah tanah dan media.

Hasil terpendam dalam internal muslim di balik demo anti ahok dari kacamata saya.
- Asyariyah lebih populer daripada HTI, IM, Wahabi
- Menjadikan Istiqlal sebagai simbol Islam di Indonesia tentunya paham Asyariyah yg dominan, bukan paham HTI, IM, dan Wahabi.
- kemenangan politik internal muslim Indonesia cenderung menguntungkan golongan Asyariyah untuk saat ini.

Apakah selamanya jalan politik Asyariyah (baik yg berhaluan kanan dan tengah) akan dapat mengalahkan HTI, IM, Wahabi?
bergantung pada langkah gerak Asyariyah berhaluan Kanan, jika salah langkah bisa jadi Asyariyah berhaluan kanan menjadi pion bagi lainnya.

Kalau ada sesuatu yg salah, dari saya sendiri..
semoga bermanfaat, bukan asal katanya...

Minggu, Oktober 23, 2016